Symbiosis Mutualisme? dalam kerukan material erupsi merapi

Erupsi gunung merapi yang terjadi pada tahun 2010 silam meninggalkan bayangan kelam yang seakan membuka tabir gelap dibalik keindahan panorama alam yang tersimpan abadi di ketinggian puncak merapi. Seperti yang dinyatakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total kerugian dan kerusakan yang diakibatkan oleh erupsi gunung merapi pada oktober 2010 silam mencapai nilai sebesar Rp.7,3 triliun dan belum termasuk kerugian yang diakibatkan oleh banjir lahar dingin yang terus menerus keluar selang beberapa hari setelah gunung merapi meletus dengan dahsyatnya. Isak tangis keluarga yang ditinggalkan oleh ratusan korban merapi pun menjadi lantunan kesedihan yang terus membekasi ingatan setiap orang yang merasakaannya.

Kini merapi mulai kembali tenang, berbagai bantuan yang dikucurkan dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, maupun lembaga sosial menjadi langkah awal dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi daerah sekitar gunung merapi yang sempat lumpuh selama beberapa pekan pada oktober 2010 silam. Masyarakat sekitar merapi saat ini pun mulai membangun kembali asa yang sempat hilang tertimbun berjuta-juta kubik material vulkanik yang menutupi hampir setiap wilayah disekitar gunung merapi. Sebagian masyarakat mulai mengais rezeki dengan cara mengeruk material vulkanik berupa batu dan pasir untuk dijual guna memenuhi kebutuhan pokoknya.

Menurut beberapa pakar geologi, material vulkanik dari proses erupsi gunung merapi ini sangat baik untuk bahan campuran bangunan. Selain silika, pasir gunung api juga memiliki kandungan besi (FeO). Kandungan besi pasir gunung api sangat baik karena belum mengalami pelapukan sehingga baik untuk campuran bahan bangunan. Ujung runcing silika menjadikan pasir tersebut mengikat semen lebih kuat serta kandungan besi yang ada belum terlapukkan sehingga sangat cocok dijadikan pasir beton.( Asnawir Nasution, Dosen Panas Bumi dan Gunung Api Institut Teknologi Bandung). Karena alasan itulah harga pasir dan batu dari proses vulkanik yang baru dimuntahkan lebih menjadi primadona dibandingkan dengan batu dan pasir asal proses lainnya, hal yang membuat harganya melambung tinggi dan kemudian menjadi "magnet" bagi para pemodal untuk mencoba peruntungan dengan mengeksplorasinya.  

Melihat besarnya potensi ekonomi yang dapat dimanfaatkan dari material erupsi merapi ini, para pengusaha penambangan pun mulai bermunculan bak cawan di musim penghujan. Tidak tanggung-tanggung dengan menggunakan alat-alat berat, pasir dan batu dieksploitasi secara terus menerus, menyisahkan sisa-sisa kubangan maupun longsoran disekitarnya. Hal yang selalu diperdebatkan oleh pemerhati lingkungan hidup terhadap usaha penambangan adalah akan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem disekitar kawasan eksplorasi akibat aktivitas penambangan yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan. Namun, disisi lain aktivitas penambangan ini juga mempunyai dampak yang positif, selain dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar karena batu dan pasir vulkanik yang benilai ekonomi tinggi, aktivitas penambangan juga dapat mengurangi potensi banjir akibat pendangkalan dasar sungai yang sebagian besar merupakan wilayah-wilayah penambangan batu dan pasir.

www.ndikarahman.blogspot.com
eksplorasi batu dan pasir di kali gendol yang merupakan salah satu daerah aliran banjir lahar dingin pada erupsi gunung merapi oktober 2010 silam

Akan tetapi, tetap saja aktivitas penambangan yang berlebihan dan tidak terkontrol dapat membawa dampak buruk bagi keberlangsungan hidup masyarakat sekitarnya. Aktivitas penambangan yang terus menerus dilakukan dapat berakibat pada berkurangnya kesuburan tanah akibat unsur hara di dalam tanah yang terus menerus terkikis oleh erosi yang terjadi. Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat daerah penambangan ini menjadi lahan kritis yang tidak bisa dimanfaatkan lagi akibat dari kesalahan manusia sendiri yang mengeruk sumberdaya alamnya secara serakah.

Dampak lain yang secara nyata telah terlihat adalah rusaknya sarana jalan akibat tingginya insensitas lalu lintas kendaraan-kendaran berat yang mengangkut material batu dan pasir vulkanik dari gunung merapi. Ratusan hingga ribuan kubik batu dan pasir vulkanik diangkut menggunakan truk-truk secara silih berganti setiap harinya. Badan jalan pun sesak dengan truk-truk sarat muatan yang melintas dengan insensitas tinggi, bahkan tak jarang ruas-ruas jalan harus digunakan untuk menghindari kemacetan ketika truk-truk yang berlawanan arah saling berpas-pasan.

truk-truk pengangkut batu dan pasir yang siap didistribusikan ke setiap daerah dengan dampak lain yang ditimbulkan yaitu rusaknya badan jalan yang merupakan sarana penting akses masyarakat dalam segala proses pembangunan


Oleh karena itu, peran aktif pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pengawasan ketat akan penerapan peraturan-peraturan yang telah dibuat mengenai aktivitas penambangan dapat menjadi control dalam upaya ekplorasi tersebut. sehingga apa yang diharapkan yaitu aktivitas penambangan batu dan pasir yang efektif dan berwawasan lingkungan pun dapat terwujud.

Namun dibalik hiruk pikuk  akan pengelolalan meterial erupsi ini, gunung merapi yang merupakan salah satu gunung vulkanik yang teraktif di bumi, masih menyimpan kekuatan besar yang suatu saat siap untuk dimuntahkan lagi. Siklus alami letusan merapi yang tidak bisa dicegah akan kembali menyadarkan manusia bahwa alam butuh keseimbangan, dan kesadaran akan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdayanya dengan baik adalah cara tepat untuk menjaga keseimbangan alam tersebut. 


*sedikit ocehanku dalam semangat penyusunan laporan generalview stpn :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar