PESONA KARST PEGUNUNGAN SEWU: Gua Rancang Kencono dan Air Terjun Sri Gethuk

Perbukitan karst yang terbentang disepanjang daerah administrasi  gunungkidul memberi warna tersendiri terhadap sistem tata kelola kehidupan agraris di daerah tersebut. Topografi yang berbukit-bukit dan Lapukan batuan karbonat yang menyusun sebagian besar permukaan tanah pada daerah eksokarst serta aliran air yang sebagian besar hanya terdapat di bawah tanah (Air Bawah Tanah) membuat pemandangan perbukitan bentang alam yang tandus dan kering menjadi hal yang lumrah di kawasan karst gunungkidul. Akan tetapi, dibalik panorama kekeringan itu, perbukitan karst di gunungkidul menyimpan sejuta potensi ekowisata yang apabila dikelola dengan baik, tentu saja akan menjadi motor penggerak roda perekonomian kawasan karst gunungkidul.

Desa Wisata Bleberan, yang  terletak di kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul, merupakan salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam mengelola potensi sumber daya alam yang terdapat di kawasan karst pegunungan sewu yang unik dan termasyur hingga ke seluruh dunia. Melalui pengembangan desa wisata, desa bleberan mampu sejajar dengan desa-desa lain dengan kondisi geografis yang lebih potensial untuk bercocok tanam. Sehingga tak heran jika desa wisata bleberan menjadi salah satu tujuan wisata utama para turis lokal maupun mancanegara dengan bentang alamnya berupa gua-gua dan aliran sungai yang panoramik.  


GUA RANCANG KENCONO

Memasuki Desa Bleberan, pengunjung disuguhkan wisata gua yang menjadi ciri khas kawasan karst. Gua "Rancang Kencono" merupakan gua yang terbentuk secara alami ribuan tahun yang lalu melaului proses pelarutan dan diperbesar oleh proses erosi atau abrasi yang mengikuti suatu jaringan retakan pada batuan gamping disekitarnya secara kontinyu. Gua ini selain memberikan pengalaman seru bagi para pengunjungnya dengan hiasan stalaktit pada langit-langit gua, juga mempunyai nilai historis yang tinggi karena pernah menjadi tempat perencanaan strategi perang melawan penjajah belanda oleh laskar mataram pada masa pra-kemerdekaan. Sehingga nama gua "Rancang Kencono" yang dalam bahasa indonesia berarti "Rencana Emas" merupakan nama yang tepat untuk gua purba ini.



#Sebuah gambar pada dinding gua yang menjadi bukti sejarah perjuangan laskar mataram melawan penjajah
#Pengunjung menikmati kemegahan stalaktit di bagian pelataran gua





AIR TERJUN SRI GETHUK

Berjalan sekitar sepuluh menit dari lokasi gua menggunakan sepeda motor, dan dengan menyusuri jalanan yang sedikit rusak, riak-riak air dari sungai oyo mulai terdengar seakan memanggil setiap pengunjung untuk ikut menikmati sejuknya daerah aliran sungai yang menjadi salah satu  spot pilihan olahraga arung jeram ini. Transportasi berupa rakit yang digerakkan menggunakan motor mesin membawa pengunjung menyusuri sungai menuju ke salah satu diantara banyaknya tujuan wisata di bentang alam karst gunung kidul. 
.

Tiga aliran yang terbentuk pada air terjun sri gethuk memanjakan mata para pengunjung dengan lembut. Ketiga aliran tersebut bak pilar yang kokoh tegak berdiri diantara batuan gamping disekitarnya. Air terjun ini terbentuk secara alami dari proses penyempitan dan erosi akibat resistensi aliran sungai pada lapisan tanah kerasnya yang berlangsung sejak lama secara terus menerus.




Sebagai tujuan wisata yang resmi dibuka sejak tahun 2009, Gua Rancang Kencono dan Air terjun Sri Gethuk mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati indahnya panorama alam yang disajikannya. Para pelancong ini tentu saja memberikan dampak positif terhadap perkembangan pembangunan Desa Bleberan. sehingga lahan yang tandus dan kurang subur pun tidak menjadi kendala ketika sumber daya agraria yang lain berupa bentang alam karst yang bernilai jual wisata dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat setempat.


Inilah bukti bahwa yang Maha Kuasa selalu adil dalam memberikan nikmat dan rizki kepada manusia. Bumi yang diciptakanNya dalam kesempurnaan, mengandung sejuta potensi yang menunggu untuk dikelola oleh manusia secara bijak. Bentang Alam Karst yang dikenal sebagai daerah tandus dan kurang subur pun ternyata dapat bernilai ekonomis melalui kegiatan pertambangan kapur yang memperhatikan dampak ekosistem, pertanian tanaman keras dan musiman dengan metode terasering, serta pengembangan sektor wisata alam yang tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga menjaga keseimbangan alam guna melestarikan bumi sebagai sumber daya agraria yang patut untuk disyukuri.

#keep posting :-)

2 komentar:

  1. Nice place but also extreme sites...

    BalasHapus
  2. hehe ga ko reny.. its just nice place not extreme sites.. kalo suroloyo mgkin iya :p

    BalasHapus