Symbiosis Mutualisme? dalam kerukan material erupsi merapi

Erupsi gunung merapi yang terjadi pada tahun 2010 silam meninggalkan bayangan kelam yang seakan membuka tabir gelap dibalik keindahan panorama alam yang tersimpan abadi di ketinggian puncak merapi. Seperti yang dinyatakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total kerugian dan kerusakan yang diakibatkan oleh erupsi gunung merapi pada oktober 2010 silam mencapai nilai sebesar Rp.7,3 triliun dan belum termasuk kerugian yang diakibatkan oleh banjir lahar dingin yang terus menerus keluar selang beberapa hari setelah gunung merapi meletus dengan dahsyatnya. Isak tangis keluarga yang ditinggalkan oleh ratusan korban merapi pun menjadi lantunan kesedihan yang terus membekasi ingatan setiap orang yang merasakaannya.

Kini merapi mulai kembali tenang, berbagai bantuan yang dikucurkan dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, maupun lembaga sosial menjadi langkah awal dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi daerah sekitar gunung merapi yang sempat lumpuh selama beberapa pekan pada oktober 2010 silam. Masyarakat sekitar merapi saat ini pun mulai membangun kembali asa yang sempat hilang tertimbun berjuta-juta kubik material vulkanik yang menutupi hampir setiap wilayah disekitar gunung merapi. Sebagian masyarakat mulai mengais rezeki dengan cara mengeruk material vulkanik berupa batu dan pasir untuk dijual guna memenuhi kebutuhan pokoknya.

Hydrangea Macrophylla: Sang Indikator pH tanah

Hydrangea Macrophylla atau Kembang Bokor merupakan salah satu spesies tanaman bunga yang hidup di dataran Asia Timur dan Asia Selatan (Jepang, Tiongkok, Himalaya, Indonesia), Amerika Utara dan Amerika Selatan. Tanaman ini tumbuh subur didaerah beriklim sejuk dan sering dijadikan tanaman hias  karena kelopak bunganya yang indah dengan pola yang lembut
tanaman kembang bokor dengan bunga berwrna biru tumbuh subur disekitar stop-site

Menariknya, bunga yang dapat dijadikan tanaman obat ini dapat menentukan kadar keasaman (pH) tanah tempat tumbuhnya. Dengan melihat warna dari kelopak bunga ini, kadar asam-basa tanah dapat ditentukan. Kelopak bunga yang berwarna biru menandakan bahwa tanah tempah tumbuhnya mempunyai pH yang rendah atau bersifat asam, sedangkan kelopak bunga dengan warna merah muda menandakan pH tanah yang tinggi atau bersifat basa. Sehingga, dengan mengetahui derajat keasaman tanah, pengelolaannya dapat ditentukan dengan baik.